Selasa, 21 September 2010

BAB XII STANDART OPERASI PROSEDUR ( SOP ) STASIUN CLARIFIKASI

Garis panduan dan prosedur operasi stasiun klarifikasi

1. Pemeriksaan pendahuluan
a. Pemeriksaan Visual seluruh Pompa seperti, Ketegangan Van Belt, kekencangan Gland Packing, serta kebocoran.
b. Pemeriksaan seluruh pompa beroperasi dengan pengetesan starting dan pelampung.
c. Kutip minyak pada bagian lapis atas Continous Clarifier Tank dan lapisan minyak yang terlihat harus sedikit mungkin dan level di bawah tangki harus dibawah level kerja.
d. Naikkan Skimmer diatas level kerja.
e. Buka Katup pembuangan ( Drain ) Continous Clarifier Tank, Oil Tank, Sludge Tank, untuk membuang pasir / kotoran yang mengendap. Jika sudah tidak terlihat endapan pasir atau kotoran katup harus segera ditutup.
f. Pemeriksaan apakah tangki air penuh dan katup pemasukkan air terbuka.
g. Bersihkan semua Sludge Separator dan Centrifuge, baik electromotor maupun badannya.
h. Buang pasir dari Desanding Tank.
i. Pembuangan pasir dari Buffer Tank ke Reclamed.

2. Pemanasan
a. Katup uap untuk air panas harus di buka ½ jam sebelum proses produksi dan temperature air harus mencapai sekitar 95 0 C,
b. Setelah pembuangan kotoran dari CC Tank, CCT harus dipanaskan antara 90 s/d 950 C' buka kran uap untuk sludge Drain Tank jika air panas telah tersedia, minyak harus dikutip dan didaur ulang.

3. Menjalankan
a. Jika Press telah beroperasi, pastikan aliran Crude Oil keluar diatur secara continous, pastikan Oil mengalir.
b. Monitor pembentukan minyak di CC Tank hingga level kerja dicapai.
c. Jika Underflow telah mengalir ke Sludge Tank, buka kran uap dan naikkan temperature sampai 95 0 C.
d. Jika isi Sludge Tank telah mencapai ½, jalankan pompa, kemudian jalankan Sludge Separator & Centrifuge (Lihat prosedur pengoperasian).
Apabila Separator trip maka menghidupkannya kembali apabila kondisinya sudah dalam keadaan berhenti, jangan dipaksakan dalam kondisi berjalan karena akan menyebabkan kerusakan pada sparepart.
e. Biarkan minyak terbentuk di CC Tank kira – kira 12 inc ( 30 cm ) dan atur skimmer agar batas tersebut tetap dipertahankan dan di monitor.
f. Pada saat Oil Tank mulai terisi, buka Kran By - Pass dan Kran uap, setelah 2 menit tutup Kran By – Pass dan periksa Steam Trap apakah beroperasi. Naikkan temperature hingga 80 0 C dan dipertahankan.
g. Jalankan Pompa Vacum dan pastikan air pendingin tersedia, kemudian jalankan Dried Oil Pump. Pompa ini harus dijalankan jika minyak sudah cukup tersedia di Oil Tank.

4. Selama Operasi
a. Pastikan aliran Crude Oil ke CC Tank konstan.
b. Atur pemasukan air panas pada Press agar diperoleh pengenceran yang tepat. Hal ini diperlukan jika dipergunakan system pengenceran.
c. Monitor pembentukan minyak dengan hati – hati dan atur Skimmer agar minyak pada batas kira – kira 12 inci ( 30 cm ).
d. Monitor Sludge Tank agar tidak terbentuk minyak berlebihan. Target minyak yang terkandung pada Underflow harus < 10 %.
e. Periksa secara tetap dan periksa temperature Crude Oil, CC Tank, Underflow dari CC Tank air panas serta Oil Tank.
f. Uji Sludge dari Separator & Centrifuge yang keluar secara Visual untuk mengetahui apakah kehilangan minyak tinggi setiap ½ jam begitu juga pada saat pengambilan sample.
g. Periksa kevacuman pada Vacum Dryer untuk memastikan operasi yang efisien, dengan target kevacuman < 675 mm Hg.
h. Temperatur pada Sludge Tank harus selalu dipertahankan pada 95 0 C.
i. Pastikan Stirrer pada CCT tetap di operasikan dan temperature CCT di pertahankan 90 s/d 95 o C.
j. Pastikan sludge yang masuk ke Buffer Tank harus melalui Brush Strainer dan Sand Cyclone.

5. Pencatatan
a. Catat jam mulai dan berhenti setiap mesin dengan alasannya jika berhenti.
b. Catat semua temperatur di stasiun Clarifikasi sedikitnya 1 jam sekali
c. Catat beban ( Ampere ) setiap mesin yang beroperasi dan ambil tindakan yang diperlukan.
6. Penghentian
Stasiun Clarifikasi harus tetap beroperasi setelah proses pada press berhenti
Urutan dan prosedur untuk penghentian sebagai berikut :
a. Pada saat Crude Oil sudah tidak mengalir lagi kutip semua minyak yang mungkin dari CC Tank.
b. Feed Oil Pump masih tetap beroperasi hingga seluruh minyak habis dan Oil Tank Kosong.
c. Separator & Centrifuge masih tetap beroperasi hingga tanki sludge hampir kosong ( 30 cm dari dasar tanki )
d. Buang ( drain ) kotoran dari Sludge Tank ke Sludge drain trank dan tutup kran.
e. Matikan seluruh pompa dan peralatan pendukung setelah dipastikan oil tank / Vacum Dryer kosong dan minyak telah di pompa ke Storage Tank.
f. Matikan seluruh katup uap ( steam )
g. Pastikan seluruh isolator listrik dalam keadaan mati.
h. Pastikan setiap katup pengeluaran sludge telah terkunci.

7. Panduan dan pengendalian mutu
a. Kualitas minyak : Kadar air di bawah : 0.40 %
Kotoran di bawah : 0.02 %
Ffa di bawah : 3.5 %
b. Temperatur crude Oil Di Crude Oil Tank : ± 950 C
c. Temperature air panas : ± 950 C
d. Pertahankan lapisan minyak di CC Tank setebal 12 inci ( 30 cm ) temperature 90 s/d 95 o C.
e. Kandungan minyak di Underflow setelah CC Tank : < 10%
f. Oil losses dari Sludge Separator & Centrifuge 0.8 % (Losses terhadap sample).

8. Tugas – Tugas Operator
a. Tetap memelihara kebersihan mesin baik bagian luar maupun bagian dalam dan lingkungan kerja.
b. Memastikan mesin – mesin beroperasi dengan baik dan kualitas yang tetap.
c. Tetap mencatat setiap operasi mesin seperti jam mulai, jam berhenti dan alasan penghentian dsb.
d. Menginformasikan kepada Assisten/Mandor yang bertugas setiap terjadi kerusakan mesin.
e. Mencatat dan mempertahankan temperature dan segera melaporkan kepada Assisten/Mandor jika tidak berfungsi.
f. Memastikan air panas untuk pengenceran bermutu baik dan jumlah yang cukup.
g. Memastikan CC Tank beroperasi dengan benar, yaitu mempertahankan ketebalan lapisan minyak tidak lebih dari 12 inchi ( 30 cm ).
h. Melaksanakan setiap prosedur operasi yang telah di gariskan pimpinan seperti prosedur menghidupkan dan menghentikan.
i. Melakukan pembersihan Sludge Separator dan Centrifuge, Pompa serta semua peralatan di stasiun Clarifikasi.


PENGOPERASIAN SLUDGE SEPARATOR

1. Persiapan
a. Periksa apakah Instalasi telah sesuai untuk operasi yang akan dapat diandalkan, termasuk juga Instalasi pipa.
b. Periksa apakah peralatan control berfungsi.
c. Cek level oli pastikan level oli paling sedikit ¾ bagian dari gelas duga.
d. Pastikan kondisi bowl dan pairing disk sudah dicuci bersih sebelum dioperasikan dan nozzle tidak ada yang sumbat.

2. Menjalankan
a. Putar main Switch keposisi “ On “ kemudian tekan tombol “ starting” pada panel control.
b. Tunggu hingga kecepatan operasi dicapai( sekitar 5 menit ), sampai putaran bowl ( indicator 120 rpm ) tercapai kemudian masukkan air panas sebelum masuk sludge kemudian buka kran umpan ( Product Feed ).
c. Atur/sesuaikan kapasitas olah ( throughput ) yang diinginkan( perbandingan antara sludge dan balance water) dan lossis pada heavy phase < 0.8 % terhadap sample ( wet basis).
d. Jika putaran sludge separator tidak normal dan terdapat getaran maka mesin harus dihentikan dan harus diperiksa kembali kemungkinan ada kotoran pada bowl, identifikasi apabila ada bearing pecah ataupun nozzle tersumbat.

3. Menghentikan
a. Tutup kran Umpan
b. Cuci ( Flush ) Bowl dengan air panas.
c. Jika air yang keluar cukup jernih kurangkan air pencuci hingga aliran maksimum 1000 liter/jam.
d. Hentikan sludge sparator, beberapa saat sebelum Bowl berhenti.
e. Hentikan pemasukan air pencuci bila air keluaran dari sludge separator sudah jernih.




PENGOPERASIAN CENTRIFUGE

1. Persiapan
a. Periksa apakah instalasi siap untuk di operasikan
b. Periksa apakah peralatan kontrol berfungsi
c. Periksa nozzle pada bowl harus dibersihkan dan pastikan nozzle tidak ada yang sumbat.
d. Pastikan tidak ada kebocoran sludge pada bushing centrifuge.
e. Pastikan air pendingin, air panas dan umpan sludge pada centrifuge sudah tersedia temperatur sludge 90 - 950 C dan temperatur air 90 - 950 C.
f. Sebelum Centrifuge di jalankan pastikan air pendingin remis paking pada bushing Centrifuge sudah di buka.
g. Putar bowl secara manual untuk memastikan di dalam bowl tidak ada masalah ( benda asing ).

2. Menjalankan
a. Setelah persiapan untuk pengoperasian Centrifuge sudah selesai maka centrifuge siap untuk di jalankan dengan menekan switch ke posisi ON.
b. Tunggu kecepatan hingga tercapai ± 1500 rpm kemudian masukkan umpan air panas sampai air panas keluar dari pembuangan sludge heavy phase dan pada Centrifuge tidak terjadi getaran.
c. Masukkan umpan sludge sesuai dengan kapasitas centrifuge C 8000 atur umpan air panas agar sludge tidak terlalu pekat dan lossis < 0.8 % wet basis.
d. Tetap dilakukan pemeriksaan secara visual terhadap kelancaran sludge dan centrifuge apakah masih ada minyak yang terikut oleh sludge.

3. Menghentikan
a. Hentikan umpan sludge masuk ke centrifuge setelah sludge di distributing tank habis di olah.
b. Masukkan umpan air panas ke dalam centrifuge sampai air keluar dari centrifuge jernih.
c. Matikan air panas untuk pencucian.
d. Matikan centrifuge dengan menekan switch pada posisi OFF.
e. Pastikan semua isolator dalam posisi mati.

4. Panduan Untuk Pengendalian Mutu
a. Pastikan keluarnya minyak pada pembuangan sludge centrifuge < 0.8 % dari sample wet basis.
b. Pastikan temperatur umpan sludge 90 - 950 C
c. Pastikan temperature air panas 90 - 95 0 C

5. Pencatatan
a. Waktu menghidupkan dan mematikan mesin
b. Catat ampere ( beban) centrifuge
c. Catat kendala yang terjadi pada centrifuge.

6. Tugas- Tugas Operator
a. Memastikan mesin beroperasi dengan benar.
b. Memastikan mutu dan efisiensi di pertahankan dengan parameter kontrol.
c. Memastikan feeding ke centrifuge tetap konstan
d. Tetap melakukan pencatatan seperti waktu menghidupkan dan memastikan serta alasannya seperti pembacaan ampere dsb.
e. Memberitahukan kepada Assisten/Mandor yang bertugas jika terjadi gangguan atau kerusakan mesin.
f. Bila terjadi penyumbatan pada nozzle centrifuge segera centrifuge distop dan segera nozzle yang sumbat dicuci.
g. Melaksanakan prosedur operasi yang telah di gariskan oleh pimpinan seperti prosedur menghidupkan dan menghentikan dan juga instruksi yang spesifik di berikan oleh Assisten/Mandor yang bertugas.
h. Karyawan bagian stasiun Klarifikasi harus tetap berada di stasiun Klarifikasi pada saat jam kerja kecuali ada keperluan/tugas lain demi kelancaran proses produksi
i. Tetap memelihara peralatan/perlengkapan kerja dan kebersihan mesin - mesin di lingkungan kerja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar